Dan kau ambil lagi sehelai tissue untuk kesekian kalinya.
Seandainya tissue itu bisa menghapus rasa sakit, bukan hanya basahnya pipi
akibat derai air mata.
Dan kau gelengkan lagi kepala, atas pengulangan ini, dan
mungkin akan terulang lagi. Semua kebahagian dan penderitaan yang datang silih
berganti. Bahagianya begitu bahagia, sakitnya pun bukan main.
Akan kau puaskan airmatamu malam ini, esok adalah urusan
esok, karena airmata malam ini tidak bisa terbendung. Harapanmu adalah, dalam
setiap air mata yang keluar, kekuatanmu akan bertambah.
Dau kau berusaha menyemangati dirimu sendiri, berusaha
membenturkan kepalamu pada kenyataan, berusaha mengguncangkan tubuhmu sendiri
pada bahagia semu ini. Sadar!
Dan kau mulai berpikir apa artinya selama ini. Berharap dia
melihatmu… dan bersimpatik , tentang rapuhnya isi raga dan jiwamu, tentang kau
yang bersimpuh dilantai berharap ada uluran tangan yang bisa membuat berdiri, karena untuk begeser
ketempat yang lebih teduh pun kau tak mampu.
Dan kau mulai lagi berharap ia bisa mendengar teriakan
hatimu, bahwa pada hakikatnya tak banyak yang kau minta, hanya keadaan membuat
kau tampak seperti singa penguasa, padahal kau hanya seorang wanita biasa, yang
punya keinginan tak beda dengan wanita lain. Seorang pecinta yang mimpinya tak
beda dengan pecinta lain.
Dan harapan yang diberikan adalah lebih curam dari tebing manapun, mampu membuatmu terjatuh tak terobati. Membuat semuanya tampak rumit, membuat beberapa sikap jadi tampak memaksa... demi untuk harapan yang terpenuhi.
Ketahuilah bahwa sedikit demi sedikit semua akan berubah,
menuju arah hati yang lebih tenang, nyaman. Semakin bisa merelakan matahari
terbenam dan menyambut bulan. Semua ada pada kekuatan Sang Waktu, hanya saja ia
terlalu kejam untuk membuat semua ini berjalan seperti lambat hingga sakit itu
akan kau rasakan cukup lama.
Lifes will always contain it.
No comments:
Post a Comment