Friday 24 October 2014

My Father (always) My Hero

Kenapa saya nulis lagi blog soal ayah lagi dan bukan soal ibu, simple, karena saya memiliki waktu terlalu sedikit untuk tahu "pengalaman" hidup dengan seorang ibu. Tentu ibu saya itu unik banget, serius, unik dan nggak ada dua, tapi akan di halaman lain jika saya cukup beruntung untung kalian baca ;)

Ayah saya untuk kesekian-yang-tak-terhitung-kalinya, menyelamatkan saya. Hal yang sangat sederhana sebenarnya, tapi hal sederhana yang bisa bikin saya jerit-jerit bak menemukan hantu dipojok kamar mandi.
Malam ini ketika saya mau mandi, saya nemuin kecoa yang dengan sangat kurang ajarnya, nangkring di pinggir pintu kamar mandi. Bener-bener kurang ajar, udah mah jijik, mau ngintip orang mandi pula!

Saya yang cuman pakai anduk doank, jalan mondar-mandir dekat pintu kamar papah, tunggu the-coming-hero keluar. And then ketika dia keluar, saya langsung ajah minta beliau buat menyingkirkaaannn itu kecoa. Dengan santainya papah masup ke kamar mandi, keluar dengan kecoa ditangannya, dan sengaja memperlihatkan kecoa itu (gue langsung kabur, dah!). Malam itu tentu papah terlihat seperti seorang superman dengan kostum yang tak terlihat.
By the way, menurut kalian Superman berani dengan kecoa?

Papah punya 8 anak, dan yang berani sama kecoa itu kehitung cuman 3 orang dan salah satu diantaranya itu cewek (yg pasti bukan gue). Sisanya, 4 cowok dan 1 cewek, dengan wajah sepreman apapun, temperament setinggi apapun, bakalan ngejerit dan langsung membungkus diri dengan kain apapun yang ada disitu, dan sapu jika memang terjangkau, kalau nggak terjangkau ya jerit-jerit ajah.. seolah itu bisa menggantikan sapu atau senjata apapun.

And then, pacar yang punya temperamen tinggi, setinggi temperamen saya.. juga kalang kabut kalau udah urusannya dengan kecoa. Lebih baik jontos-jontosan sama preman terminal daripada mesti nemuin kecoa. Cuman iniiii...satu2nya kelemahan pacar yang paling kocak, hahahaaa... (sorry dok).

But anyway, dibalik keberaniannya menghadapi kecoa, ketabahan dan kesabarannya menghadapi cobaan hidup, semuanya menjadikan dia orang yang sederhana, namun berkualitas sebagai seseorang. Seperti malam ini, beliau pengen ngemil dan minta dibelikan roti kios, yang harganya cuman 1000 rupiah.

Ya, Tuhan.. Tidak apa kau persulit jalan rejeki saya, tapi jangan rejeki papah saya. Tidak apa kau persulit jalan rejeki saya, tapi jangan jalan rejeki saya yang saya tujukan untuk papah saya. Ingin bawa papah saya pergi ke suatu tempat yang belum pernah kami semua singgahi. Membawanya ke dunia luar yang jarang ia temui. Sembuhkan kakinya dari kekeringan. 
Doa saya selalu ada namanya, namanyalah yang seharusnya ada distatus BB atau Facebook saya, bersanding dengan puji-pujian saya kepada Buddha. Temukanlah saya dengan papah saya kembali dikehidupan selanjutnya. Lahirkanlah papah saya ketempat yang jauh lebih baik daripada kami. Dan yang paling utama...sehatkanlah dia. Sadhu, Sadhu, Sadhu.

DIY: Tas Acrylic

Ini hasil ide dadakan yang jadinya cuman dalam dua hari. Thank for Kodok sang pacar yang udah bantuin finishing. Produk ini berbahan dasar acrylic, buat temen kerja yang Ultah. Walopun nampak seperti tas anjang2an, barangkal bisa jadi inspirasiennnn'saaah...                                       Kalo mau order, beta juga terima :D ahiiiw..