Monday 13 April 2020

Thursday 13 February 2020

1st Lv


Kuharap semua ini bukan sekedar harapan

Dan juga harapan ini bukan sekedar khayalan

Biarkan 'ku menjaganya sampai berkerut

Dan putih rambutnya jadi saksi cintaku padanya


Hidup penuh misteri, teka-teki, liuk-liku.
Sesuatu yang biasa hanya ada di angan, bisa menjadi nyata suatu saat.
Seperti suaramu yang tiba-tiba mengetuk pintu duniaku.
Kau masuk, kau bertandang, dan kau (harus) pergi.


Tak main-main hatiku

Apapun rintangannya kuingin bersama dia



Aku yang tak biasa berkata manis, tiba-tiba mengalir kata-kataku yang selezat caramel.
Tiba-tiba aku sebut namamu dalam doaku, dan aku tidak percaya aku tersenyum karenanya.
Kau satu orang yang selalu terlantur pujian dari bibirku, tanpa bahkan aku sadari.
Kau satu orang yang aku rasa bisa menuntunku jika aku bingung berbelok kiri atau kanan.
Kau bahkan tidak butuh google map.


Kumau dia, tak mau yang lain

Hanya dia yang s'lalu ada kala susah dan senangku

Kumau dia, walau banyak perbedaan

Kuingin dia bahagia hanyalah denganku



Kita satu frekuensi, kita saling mengingat, tapi memiliki kenangan yang berbeda,
Very moment yang berbeda, tapi semua tentang kita.
Ada benang merah yang mengikat kita, menarik dan membuat kita bertemu lagi setelah sekian lama waktu terlewati,
Dan kita tertawa karenanya, bagaimana kita dipermainkan banyak hal.


Aku mau dia, tak mau yang lain
Hanya dia yang s'lalu ada kala susah dan senangku
Kumau dia, walau banyak perbedaan
Kuingin dia bahagia hanyalah denganku


Benang merah hanyalah benang merah, selalu membuat kita saling tertarik, tapi tak bersatu.
Seperti lagu Tulus tentang sepasang sepatu; sepasang tapi tak bisa bersatu
eh, btw..kau tahu kan, Jerman Barat dan Jerman Timur bisa bersatu dengan meruntuhkan tembok Berlin? Dan...

Bukan ku memaksa, oh, Tuhan
Tapi kucinta dia



...Jika yang aku percayai 

tentang adanya kehidupan berikutnya setelah ini

Doaku, adalah dipertemukan denganmu kembali,

Menjadi jodoh asliku,

tanpa adanya perbedaan-perbedaan lagi yang menjadi tembok pemisah.

Karena kau adalah yang sebaik-baiknya untukku.

Aku percayakan, satu kita... hanya tertunda.



Saturday 11 January 2020

2nd Day in German

Selamat pagi Jermaann.. !

Walaupun ini di tulis 1 minggu setelah keberadaan saya di Jerman, saya tetap pengen nyeritain pengalaman hari ke-2 saya di Jerman. Tapi, bukan tentang kesana kesini dengan deskripsi bagaimana pemandangannya, karena percaya deh, sudah banyak di web lain, dan jauh lebih bermutu dari blogspot ini. Jadi, saya pengen banget berbagi cerita tentang hal-hal yang saya pelajari disini buat bekal pembaca untuk lebih mengerti kebiasaan Jerman/Germany.

So, karena 2 bulan di Jerman ini saya tidak tinggal dihotel, tapi dirumah adik saya bersama roomatenya, saya disini harus mengikuti bagaimana kebiasaan mereka. Disini tidak ada istilah mereka memahami tamu hingga mereka bisa memaklumi sikap atau kebiasaan tamu yang diluar kebiasaan yang punya rumah. No! Mereka bisa memaklumi sih, tapi pada kasus saya, saya ini liburan dirumah mereka dalam waktu yang tidak sebentar, saya yang harus ikutin kebiasaan mereka.

Hal pertama, bagaimana mereka mejaga kebersihan kamar mandinya. Incase banyak yang sudah tahu kebiasaan ini, saya sih syukur-syurkur ajah, artinya sudah banyak dari pembaca yang sudah pernah ngalamin sendiri. Jadi kamar mandi ini saya yakin semua keluarga di Jerman sudah menggunakan shower set, yang bahan dasarnya terbuat dari kuningan atau stainless, lengkap dengan wastafel dikamar mandi (hampir dipastikan selalu ada wastafel didalam kamar mandi karena kamar mandi kita mah masih jarang-jarang), closet duduk yang type nya sudah bukan CW421 atau CW420 lagi (type standar Toto, di mall-mall Indonesia umumnya jenis toiletnya banyak yang masih pake type closet ini).
Nah, kalau sudah menggunakan kamar mandi, itu diharuskan untuk me-lap terutama bagian shower set, closet duduk dan wastafel. Untuk bathup karena akan turun sendiri airnya menuju salurannya, saya nggak lap-lap bagian ini jadinya. Ini berguna agar tetesan air atau sisa air yang masih nempel di bagian kuningan hilang. Kalau tidak dikeringkan, akan ada tapak-tapak hitam bekas air nantinya. Kalo bagian shower set ini banyak tapak air, lama-lama bakal susah dibersihin, jadi mendingan sedari awal ajah dibersihin. Hal ini karena rata-rata di Eropa, dan juga di negara macam Inggris, biaya perbaikan bisa mahal banget, kadang lebih mahal perbaikan daripada mengganti baru. Masalahnya, tidak semua barang bisa diganti dengan yang baru, jadi itu sebabnya rata-rata orang Eropa apik menjaga barangnya agar tidak rusak, atau tidak cepat rusak.

Mungkin beberapa orang ada yang sanksi;
"Ah masa si setiap sudah dipake harus dila-lap, repot donk!"
Buat yang tidak biasa si memang bakal repot, apa lagi yang malas, hahahaa...
But trust me, ketika saya masuk ke toilet rumah tetangga, shower set mereka sama bersihnya dengan shower adik saya. Kebersihan mereka sama, layout nya ajah kurang lebih sama, dan ada beberapa perkakas yang sama, macam rak handuk, dan hiasan meja. Saya pikir kesamaan itu karena itu hal yang standar ditempat itu.
Jadi jika kalian ngalamin yang namanya long-term-living atau berkunjung ke rumah relatif agak lama di Eropa (tentunya dinegara lain juga), tanyakan bagaimana kebiasaan mereka yang harus kalian ikuti, salah satunya mejaga kebersihan kamar mandi. Kenapa kebiasaan kebersihan kamar mandi ala Jerman ini sampai saya bahas disini, karena hal itu adalah hal yg KRUSIAAALL....!

Urusan dapur, European ini punya banyak lemari untuk menyimpan stok makanan. Makanan ringan sebelah sini, makanan kalengan sebelah sana, dan seterusnya. Sangat terorganisir. Lebih baik tanyakan dulu dimana makanan yang dikehendaki, atau dimana jika ingin menyimpan makanan. Karena saya sempat menyimpan coklat dikulkas (di Indonesia simpan coklat di kulkas itu biasa, ya), ternyata salah, harusnya di lemari kayu - lebih detail lagi, lemari kayu bawah kulkas, kotak paling atas.. See?!
Sekali lagi, ketika saya berkunjung ke rumah tetangga, kebetulan dapur nya terlihat, dan mereka memang punya area dan/atau lemari-lemari untuk menyimpan berbagai macam jenis makanan secara berkelompok. Karena beberapa tempat jauh dari supermarket, dan juga nggak ada angkot atau ojek online disana, maka mereka lebih memilih untuk stock makanan.


Note: Thumbnail nggak nyambung sama topik, harap maklum.




Tuesday 17 September 2019

1st Day in German

Hi... Gaisss... (Cieh, sebutan jaman enaauw).

Halloo pembaca yang jumlahnya luar biasaaaa cuman 1 orang (penulisnya sendiri), jangan takut buat share rejeki sama orang, jajanin/ajak jalan-jalan ponakan atau keluarganya, karena kebaikanmu pasti berbalas. Ga bermaksud pamrih, but you know what I mean.

Seperti saya yang alhamdulilah dapet subsisi dari adik bontot yang sudah 4 apa 5 tahun gitu ya, kerja di Jerman. Bukannya kakak yang nyubsidi, malah adik subsidi kakak T___T ya sudahlah, kan emang rejeki datangnya dari mana ajah. Kalo nemu uang logam gopek di pinggir jalan, yaaa... artinya memang salah satu rejekimu - dari sekian banyak, ada disitu.

Ini perjalanan pertama saya ke Eropa. Untuk seseorang yang baru pertama kali, biasanya suka ada ketakutan2 tersendiri, beberapa orang menyebutnya parno. Apa yang paling ditakuti? Bandara. Bahwa akan bingung, gimana nanti dibandara. Untungnya sebelumnya pernah mengalami beberapa kali penerbangan, jadi untuk bandara awal atau di bandara Indonesia, saya nggak ngalamin 'parno'. Yang jadi keparnoan saya, bahwa saya akan ada penerbangan transit di Doha, Qatar. Maka untuk persiapan biar nggak kesasar di bandara, saya baca2 di internet dan terutama lihat Youtube. Katro ya, gpp dech. There's always the first time for everyone.

Akhirnya, pada prakteknya: gampang koq, tinggal ikutin wayfinding ajah (petunjuk arah). Singkat cerita, turun dari pesawat pertama, naik bus yang disiapkan maskapainya itu sendiri, lalu begitu turun bus, ikutin ajah orang lain yang pasti berbondong-bondong itu :D dan yang paling penting, mulai melihat papan2 petunjuk/wayfinding. Sebisa mungkin berbekal kata2 dasar dalam bahasa Inggris mengenai kata2 yang umum dipakai di bandara, untuk pemula. Not that hard.

Tiba di Frankfurt, Jerman itu pagi hari, disambut pelukan sang adik. Perjalanan menuju rumahnya, ya pasti keren lha ya. Why? Becoz oh becoz. Karena Perjalanan yang melewati tol itu, ternyata lebih rimbun dari tol kota saya sendiri (contoh: Bandung - Jakarta). Pohon-pohon nya padat, ketika pohonnya jarang2, saya bisa lihat gunung dan padang rumput hijau yang luaaaaaasss banget. Beberapa kali melewati perkebunan anggur juga. Lalu dari jauh saya bisa lihat kincir angin pembangkit energi. Dari jauh ajah kerasa gagahnya kincir angin itu. Yang pasti tinggi banget, tapi karena belum lihat seberapa tinggi kincir itu, gagah mungkin bisa jadi kata perwakilan dulu. Udaranya sejuk, cenderung dingin, dan yang pasti... "bersih"!



Lesson atau pelajaran yang bisa diambil di hari pertama adalah ketika berada di bandara Frankfurt. Hal simple yang mungkin beberapa orang sudah tahu dan mengerti.

Ketika di bandara itu, ada 1 keluarga yang kelihatannya dari Arab atau sekitar nya. Mamahnya jalan duluan, 2 anak laki-lakinya main-main dibelakang. Nggak lama anak yang paling kecil, jatuh.

"Mama.. Mama.. " dia teriak sambil hampir mau nangis.
Mamahnya cuman diam sambil balas dengan volume secukupnya yang bisa kedenger cukup jelas dalam jarak beberapa meter (karena nggak bisa dibilang teriak si, tapi cukup lantang). Dia ngucapain kata yang saya nggak ngerti, kira-kira sih mungkin; bangun..bangun sendiri..ayo bangun, semacam itu.Anak cowok yang satu lagi yang kayaknya kakaknya, cuman bengong beberapa detik lalu pergi ninggalin sang adik, nyamperin Mamahnya. Dalam hati tuh saya ngedumel sendiri, ini emaknya ko males banget si, diem ajah bukannya disamperin.

Sambil saya terus jalan mendekati sang anak yang masih tertelungkup dilantai dan menangis, saya punya niat bantu nih anak berdiri. Tapi pas nyaris deket, itu anak bangun sendiri, tangisannya hilang, dan... Gesit dooonk!

Kalau di inget-inget, umpama ke jadian ini terjadi pada ponakan saya atau ke anak-anak sekitar, biasanya orang tuanya bakal langsung rangkul dan anaknya nangis berlanjut, mandjaaahhh...

So, learn something?
Mandiri

Ibunya sengaja nggak bantu anaknya berdiri, kakaknya juga terbiasa seperti itu. Karena rasa sayang, kita kadang nggak bisa begitu ajah ngebiarin anak kecil jatuh, pasti kita samperin dan dibantu berdiri. Namanya juga sayang, sah-sah ajah. Tapi rasa sayang itu bukan buat present time only, future is more important.

Memang sudah sangat lama, ajaran ini sudah dianjurkan untuk anak-anak kita mandiri sedari kecil dari hal-hal kecil. Tidak bermaksud menyamakan manusia dengan binatang, tapi binatang itu memang pelepasan antara orang tua dan anak berlangsung lebih cepat daripada manusia (perumpamaan ajah), hingga anak dari hewan-hewan itu lebih cepat mandiri, bisa cari makanan sendiri dan lebih cepat belajar melindungi diri sendiri.

Sunday 10 July 2016

Tulisan untuk Mamah

Mom. Heum.. Let me see.

Hehe, kidding. Kenapa perlu berpikir panjang jika ingin menulis tentang seorang ibu. Ya, tentunya ada berbagai macam alasan; terlalu indah untuk dijabarkan, atau mungkin memang orangnya kesulitan mencari kata-kata yg pas (karena terlalu sibuk mencari uang), atau mungkin karena tidak cukup beruntung bisa hidup dibesarkan oleh sang bunda.

Sejak umur kira-kira 8 tahunan, sang ibu sudah pisah sama sang babeh. Mereka memilih untuk berpisah, hidup dengan prinsip dan keyakinan masing-masing. Ibu menikah lagi dan punya satu anak tunggal, sedangkan babeh memilih untuk konsen membesarkan 8 orang anak seorang diri. Can you imagine?? Its fucking 8, and alone! Jadi, jika ada blog yang saya tulis, itu pastilah mengenai sang babeh karena he’s the brave one, he’s ultimate, he’s the hero.

Sang ibu tetap keren, tentu. Dia tetap sang pemilik surga. Saya hanya tidak cukup beruntung dibesarkan oleh beliau. Semakin umur bertambah, kehidupan tanpa seorang ibu semakin terbiasa, dan semakin sadar, bahwa saya masih cukup beruntung untuk masih bisa berkomunikasi dengan sang ibu, dan merasakan kasih sayangnya tanpa harus terikat status perkawinan dengan sang babeh. Diluar sana banyak yang benar-benar tidak punya ibu. Jadi, saya masih lebih beruntung. (positive thinking – red).

Hampir 2 minggu yang lalu, sang Ibu pergi meninggalkan semua orang yang menyayanginya dan disayanginya. Tidak lain yang bisa saya lakukan hanya berdoa, semoga ibu bisa beristirahat dengan tenang, ditempat yang paling indah yang layak seorang ibu dapatkan. Bagaimanapun masa lalu hubungan kami dan anak-anak lainnya, itu hanyalah dinamika kehidupan saja. Ucapan-ucapan penyesalan pun datang hampir dari setiap anak-anak. Klise. Walau bagaimanapun bakti kita kepada orang tua ketika mereka masih ada, memang jasa mereka tidak akan pernah terbalaskan.

Sebenernya buat saya pribadi, saya paling males dengan yang namanya nyesel.  “Menyesal” dengan “memetik pelajaran” adalah dua hal yang berbeda. Tapi nggak usah dibahas apa perbedaaannya lha ya, karena eike bukan guru atau ahli bahasa Indonesia. Jadi, kembali kepada penyesalan tadi. Berkali-kali benak ini menyangkal kalau saya menyesal. Dikarenakan malas dengan rasa dari penyesalan tadi, saya berpura-pura tidak menyesal bahwa di hari terakhirnya, beliau meminta saya datang, tapi saya tidak datang. Bahkan berkali-kali beliau meminta. Berpura-pura tidak menyesal bahwa saya sering kesal pada beliau, bahwa saya tidak cukup waktu untuk mengunjungi dan menyemangati beliau, menemani  beliau ketika sakit dan check-up ke rumah sakit. Jadi, yang bisa saya lakukan sesudahnya adalah, meminta maaf.

     “Atas semua kekurangan Eva… Eva minta maaf, mah.” :’(

Ibuku itu seorang yang… okem. Maka beliau pun sering mendapat julukan nenek okem, atau bibi okem, karena beliau seorang yang rock 'n roll dalam gaya bicara maupun berpakaian. Beliau tidak feminim, padahal saya ingat dulu waktu masih menikah dengan babeh, mamah sering bergaya feminim layaknya wanita karir, she looks beautiful and independent at that time. Potongan rambut pendek berkepang, ngomong sakacapruk tapi asek, keras kepala dan alhamdulilah nurun sama anaknya ini, perokok berat, susah dinasehatin, doyan hajatan/pesta, doyan teriak-teriak super gede kalau nonton bola/badminton, jago banget masak, aura cerianya kuat banget, dan sangat ramah juga kekeluargaan. 

Saya nggak pernah malu dengan gaya mamah yang walopun sudah usia nenek-nenek, tapi masing sering pake celana robek-robek, atau celana pendek loreng-loreng tentara, atau pake baju yang super kedodoran, atau apapun itu. Cuman satu, kalo kaget suka keceletot ngomong jorok (tepok jidat).

Pesan saya buat sang pembaca (itupun kalau ada yang baca), jangan sampai kamu mau ngalamin yang namanya "PENYESALAN." Sayangi orang tua selagi mereka ada, karena dimana lagi ladang pahalamu selain mereka, terutama ibu.

"Mah, Eva ragu apa ada yang mamah bisa banggakan dari Eva semasa hidup mamah. Eva nggak inget. Eva tau Eva belum berbakti, tapi walopun mamah udah ga sama Eva lagi, Eva bakal tetep akan lakuin sesuatu buat mamah, sebagai bukti sayang Eva sama mamah. Eva kangen banget, mah. Seharusnya kita lebih sering ngopi bareng, mah. Seharusnya kita bisa nonton bola bareng lebih sering. Eva tetep males belajar masak seperti yang mamah mau, tapi masakan mamah puaaaaliiing enak, sumpah dech mah. Mamah itu mamah yg paling funky, paling keren walopun heuras kepalanya, dan kancing coplok bahasanya. Mamah mana lagi yang bisa diajak funky2an bareng? Mamah mana lagi yang bersedia menjadi tempat pelarian ketika anaknya tepar mabok, itu mamah semua yang rangkul. Eva sayang mamah. Kalau Eva bersikap kurang perhatian atau seperti ga sayang sama mamah, Eva minta maaf. Kadang mamahnya bikin kesel sie :p piss mah. Tapi Eva pasti, yakin, Eva sayang mamah bangeetttt. Eva rinduuu tawa mamah yang menggelegar yang sama kek tawa Eva. Eva rinduuu nyanyian suduk sumpang mamah sambil joget2."

Wanita tercantik mana lagi selain sang Ibu. 

Mamah, mamah, mamah


Ditempat terindahlah seharusnya kau berada

Hilanglah kekhawatiranmu tentang dunia

Tuntaslah semua tugasmu hingga kembali kepadaNya

Dan nikmatilah madu dari hasil didikanmu pada anakmu

Indahlah lantunan seruling surga yang mengiringi kepergianmu

Damailah senyummu ketika kau terbang perlahan menuju langit

Kita akan bertemu lagi pada kelahiran selanjutnya

Dimana cintamu selalu sehangat biasanya
Dan rangkulanmu senyaman 'rumah' kutinggali
Amin.


Love you, mah.

Sunday 26 April 2015

Bergadang - Begadang



Sebetulnya, walaupun keadaan lagi susah duit karena udah sebulan nganggur, ada beban yang nggak lagi dirasain, bekerja. Beberapa orang bilang "cintailah perkerjaanmu". Hell yeaaah.. the fact is, is not that simple. Sulit cari kerjaan yang kita suka, kalau dapet, alhamdulilah.. kalau nggak, ya bakat kubutuh jadi maksain. Bukan berarti mencintai pekerjaan yang awalnya nggak kita cintai, mustahil. Semua bisa diatur, kalau nggak bisa diatur nyak eta mah derita loooh! Beberapa tahun terakhir ini, bangun pagi dan mendapati diri mesti kerja, itu sangat-sangat beban, dan si gue yakin, gue bukan satu-satunya yang ngerasain hal itu. Rutinitas yang selalu sama adalah hal yang paling eneg dibanding sakit perut bulanan. Walaupun nganggur, nggak ada stress yang dirasakan lagi kayak waktu masih bekerja, tapi ada kepusing lain, yaitu bokek, hahahaaaaa....

Bulan nganggur ini bawaannya jadi lebih sering bergadang. Why, karena disitulah gue dapet waktu yang bener-bener bebas. Ketika pagi sampai sore kita pengen mengerjakan beberapa hal yang kita mau, kadang situasinya nggak terlalu mendukung. Dan suasana ketika semua orang udah pada tidur, adalah waktu yang favorit banget. Mau bikin kopi satu karung? Boleh. Mau mandi malem? Boleh. Mau nonton bokep? Komo deui. Tapi hal yang paling gue suka lakuin pada jam-jam itu adalah, nonton Running Man,  ngetik-ngetik macem beginian nich, ngopi pastinya tapi nggak sekarung sie, trus apalagi ya? Ya, segitu ajah dulu jangan banyak-banyak, nggak ada yang mau tahu juga.

Jadi kalau ditanya mana waktu yang lebih produktif buat gue, ya waktu malem itu. Gue bisa jualan online juga, kalau lagi mood gue baca buku, dan nulis-nulis cerita gombal-gembel. Nggak enaknya ya, bangun lebih siang, hehee.. Rejeki gue udah keburu dipatok ayam.

Ya sudahlah, itung-itung refreshing otak dahulu kala sampai gue bisa nemuin pekerjaan yang baru. Ketika waktu itu datang (pekerjaan baru), gue akan memberikan selamat kepada diri gue sendiri. Selamat! Karena kamu akan kembali stress. Selamat! Karena harus bangun pagi lagi dan harus mengurangi waktu bergadang. Selamat! Karena  beberapa kegiatan hobi, harus kamu kurangin. Tapi selamat juga, karena akhirnya loe punya duit lagi (walaupun suka abis 3 hari sesudahnya). There are good things and bad things from any decision. Feel  free to choose. Its not a big deal anyway ;)