Saturday 11 January 2020

2nd Day in German

Selamat pagi Jermaann.. !

Walaupun ini di tulis 1 minggu setelah keberadaan saya di Jerman, saya tetap pengen nyeritain pengalaman hari ke-2 saya di Jerman. Tapi, bukan tentang kesana kesini dengan deskripsi bagaimana pemandangannya, karena percaya deh, sudah banyak di web lain, dan jauh lebih bermutu dari blogspot ini. Jadi, saya pengen banget berbagi cerita tentang hal-hal yang saya pelajari disini buat bekal pembaca untuk lebih mengerti kebiasaan Jerman/Germany.

So, karena 2 bulan di Jerman ini saya tidak tinggal dihotel, tapi dirumah adik saya bersama roomatenya, saya disini harus mengikuti bagaimana kebiasaan mereka. Disini tidak ada istilah mereka memahami tamu hingga mereka bisa memaklumi sikap atau kebiasaan tamu yang diluar kebiasaan yang punya rumah. No! Mereka bisa memaklumi sih, tapi pada kasus saya, saya ini liburan dirumah mereka dalam waktu yang tidak sebentar, saya yang harus ikutin kebiasaan mereka.

Hal pertama, bagaimana mereka mejaga kebersihan kamar mandinya. Incase banyak yang sudah tahu kebiasaan ini, saya sih syukur-syurkur ajah, artinya sudah banyak dari pembaca yang sudah pernah ngalamin sendiri. Jadi kamar mandi ini saya yakin semua keluarga di Jerman sudah menggunakan shower set, yang bahan dasarnya terbuat dari kuningan atau stainless, lengkap dengan wastafel dikamar mandi (hampir dipastikan selalu ada wastafel didalam kamar mandi karena kamar mandi kita mah masih jarang-jarang), closet duduk yang type nya sudah bukan CW421 atau CW420 lagi (type standar Toto, di mall-mall Indonesia umumnya jenis toiletnya banyak yang masih pake type closet ini).
Nah, kalau sudah menggunakan kamar mandi, itu diharuskan untuk me-lap terutama bagian shower set, closet duduk dan wastafel. Untuk bathup karena akan turun sendiri airnya menuju salurannya, saya nggak lap-lap bagian ini jadinya. Ini berguna agar tetesan air atau sisa air yang masih nempel di bagian kuningan hilang. Kalau tidak dikeringkan, akan ada tapak-tapak hitam bekas air nantinya. Kalo bagian shower set ini banyak tapak air, lama-lama bakal susah dibersihin, jadi mendingan sedari awal ajah dibersihin. Hal ini karena rata-rata di Eropa, dan juga di negara macam Inggris, biaya perbaikan bisa mahal banget, kadang lebih mahal perbaikan daripada mengganti baru. Masalahnya, tidak semua barang bisa diganti dengan yang baru, jadi itu sebabnya rata-rata orang Eropa apik menjaga barangnya agar tidak rusak, atau tidak cepat rusak.

Mungkin beberapa orang ada yang sanksi;
"Ah masa si setiap sudah dipake harus dila-lap, repot donk!"
Buat yang tidak biasa si memang bakal repot, apa lagi yang malas, hahahaa...
But trust me, ketika saya masuk ke toilet rumah tetangga, shower set mereka sama bersihnya dengan shower adik saya. Kebersihan mereka sama, layout nya ajah kurang lebih sama, dan ada beberapa perkakas yang sama, macam rak handuk, dan hiasan meja. Saya pikir kesamaan itu karena itu hal yang standar ditempat itu.
Jadi jika kalian ngalamin yang namanya long-term-living atau berkunjung ke rumah relatif agak lama di Eropa (tentunya dinegara lain juga), tanyakan bagaimana kebiasaan mereka yang harus kalian ikuti, salah satunya mejaga kebersihan kamar mandi. Kenapa kebiasaan kebersihan kamar mandi ala Jerman ini sampai saya bahas disini, karena hal itu adalah hal yg KRUSIAAALL....!

Urusan dapur, European ini punya banyak lemari untuk menyimpan stok makanan. Makanan ringan sebelah sini, makanan kalengan sebelah sana, dan seterusnya. Sangat terorganisir. Lebih baik tanyakan dulu dimana makanan yang dikehendaki, atau dimana jika ingin menyimpan makanan. Karena saya sempat menyimpan coklat dikulkas (di Indonesia simpan coklat di kulkas itu biasa, ya), ternyata salah, harusnya di lemari kayu - lebih detail lagi, lemari kayu bawah kulkas, kotak paling atas.. See?!
Sekali lagi, ketika saya berkunjung ke rumah tetangga, kebetulan dapur nya terlihat, dan mereka memang punya area dan/atau lemari-lemari untuk menyimpan berbagai macam jenis makanan secara berkelompok. Karena beberapa tempat jauh dari supermarket, dan juga nggak ada angkot atau ojek online disana, maka mereka lebih memilih untuk stock makanan.


Note: Thumbnail nggak nyambung sama topik, harap maklum.




No comments:

Post a Comment