Sunday 10 July 2016

Tulisan untuk Mamah

Mom. Heum.. Let me see.

Hehe, kidding. Kenapa perlu berpikir panjang jika ingin menulis tentang seorang ibu. Ya, tentunya ada berbagai macam alasan; terlalu indah untuk dijabarkan, atau mungkin memang orangnya kesulitan mencari kata-kata yg pas (karena terlalu sibuk mencari uang), atau mungkin karena tidak cukup beruntung bisa hidup dibesarkan oleh sang bunda.

Sejak umur kira-kira 8 tahunan, sang ibu sudah pisah sama sang babeh. Mereka memilih untuk berpisah, hidup dengan prinsip dan keyakinan masing-masing. Ibu menikah lagi dan punya satu anak tunggal, sedangkan babeh memilih untuk konsen membesarkan 8 orang anak seorang diri. Can you imagine?? Its fucking 8, and alone! Jadi, jika ada blog yang saya tulis, itu pastilah mengenai sang babeh karena he’s the brave one, he’s ultimate, he’s the hero.

Sang ibu tetap keren, tentu. Dia tetap sang pemilik surga. Saya hanya tidak cukup beruntung dibesarkan oleh beliau. Semakin umur bertambah, kehidupan tanpa seorang ibu semakin terbiasa, dan semakin sadar, bahwa saya masih cukup beruntung untuk masih bisa berkomunikasi dengan sang ibu, dan merasakan kasih sayangnya tanpa harus terikat status perkawinan dengan sang babeh. Diluar sana banyak yang benar-benar tidak punya ibu. Jadi, saya masih lebih beruntung. (positive thinking – red).

Hampir 2 minggu yang lalu, sang Ibu pergi meninggalkan semua orang yang menyayanginya dan disayanginya. Tidak lain yang bisa saya lakukan hanya berdoa, semoga ibu bisa beristirahat dengan tenang, ditempat yang paling indah yang layak seorang ibu dapatkan. Bagaimanapun masa lalu hubungan kami dan anak-anak lainnya, itu hanyalah dinamika kehidupan saja. Ucapan-ucapan penyesalan pun datang hampir dari setiap anak-anak. Klise. Walau bagaimanapun bakti kita kepada orang tua ketika mereka masih ada, memang jasa mereka tidak akan pernah terbalaskan.

Sebenernya buat saya pribadi, saya paling males dengan yang namanya nyesel.  “Menyesal” dengan “memetik pelajaran” adalah dua hal yang berbeda. Tapi nggak usah dibahas apa perbedaaannya lha ya, karena eike bukan guru atau ahli bahasa Indonesia. Jadi, kembali kepada penyesalan tadi. Berkali-kali benak ini menyangkal kalau saya menyesal. Dikarenakan malas dengan rasa dari penyesalan tadi, saya berpura-pura tidak menyesal bahwa di hari terakhirnya, beliau meminta saya datang, tapi saya tidak datang. Bahkan berkali-kali beliau meminta. Berpura-pura tidak menyesal bahwa saya sering kesal pada beliau, bahwa saya tidak cukup waktu untuk mengunjungi dan menyemangati beliau, menemani  beliau ketika sakit dan check-up ke rumah sakit. Jadi, yang bisa saya lakukan sesudahnya adalah, meminta maaf.

     “Atas semua kekurangan Eva… Eva minta maaf, mah.” :’(

Ibuku itu seorang yang… okem. Maka beliau pun sering mendapat julukan nenek okem, atau bibi okem, karena beliau seorang yang rock 'n roll dalam gaya bicara maupun berpakaian. Beliau tidak feminim, padahal saya ingat dulu waktu masih menikah dengan babeh, mamah sering bergaya feminim layaknya wanita karir, she looks beautiful and independent at that time. Potongan rambut pendek berkepang, ngomong sakacapruk tapi asek, keras kepala dan alhamdulilah nurun sama anaknya ini, perokok berat, susah dinasehatin, doyan hajatan/pesta, doyan teriak-teriak super gede kalau nonton bola/badminton, jago banget masak, aura cerianya kuat banget, dan sangat ramah juga kekeluargaan. 

Saya nggak pernah malu dengan gaya mamah yang walopun sudah usia nenek-nenek, tapi masing sering pake celana robek-robek, atau celana pendek loreng-loreng tentara, atau pake baju yang super kedodoran, atau apapun itu. Cuman satu, kalo kaget suka keceletot ngomong jorok (tepok jidat).

Pesan saya buat sang pembaca (itupun kalau ada yang baca), jangan sampai kamu mau ngalamin yang namanya "PENYESALAN." Sayangi orang tua selagi mereka ada, karena dimana lagi ladang pahalamu selain mereka, terutama ibu.

"Mah, Eva ragu apa ada yang mamah bisa banggakan dari Eva semasa hidup mamah. Eva nggak inget. Eva tau Eva belum berbakti, tapi walopun mamah udah ga sama Eva lagi, Eva bakal tetep akan lakuin sesuatu buat mamah, sebagai bukti sayang Eva sama mamah. Eva kangen banget, mah. Seharusnya kita lebih sering ngopi bareng, mah. Seharusnya kita bisa nonton bola bareng lebih sering. Eva tetep males belajar masak seperti yang mamah mau, tapi masakan mamah puaaaaliiing enak, sumpah dech mah. Mamah itu mamah yg paling funky, paling keren walopun heuras kepalanya, dan kancing coplok bahasanya. Mamah mana lagi yang bisa diajak funky2an bareng? Mamah mana lagi yang bersedia menjadi tempat pelarian ketika anaknya tepar mabok, itu mamah semua yang rangkul. Eva sayang mamah. Kalau Eva bersikap kurang perhatian atau seperti ga sayang sama mamah, Eva minta maaf. Kadang mamahnya bikin kesel sie :p piss mah. Tapi Eva pasti, yakin, Eva sayang mamah bangeetttt. Eva rinduuu tawa mamah yang menggelegar yang sama kek tawa Eva. Eva rinduuu nyanyian suduk sumpang mamah sambil joget2."

Wanita tercantik mana lagi selain sang Ibu. 

Mamah, mamah, mamah


Ditempat terindahlah seharusnya kau berada

Hilanglah kekhawatiranmu tentang dunia

Tuntaslah semua tugasmu hingga kembali kepadaNya

Dan nikmatilah madu dari hasil didikanmu pada anakmu

Indahlah lantunan seruling surga yang mengiringi kepergianmu

Damailah senyummu ketika kau terbang perlahan menuju langit

Kita akan bertemu lagi pada kelahiran selanjutnya

Dimana cintamu selalu sehangat biasanya
Dan rangkulanmu senyaman 'rumah' kutinggali
Amin.


Love you, mah.